Rabu, 19 Mei 2010

GANTI NAMA UNTUK SELARASKAN ENERGI

Maia akhirnya terjun ke dunia musik. Tak hanya belajar main musik dan mencipta lagu, ia juga mulai mengaransemen. Setalah itu ia membentuk Duo Ratu. Berbagai persoalan ia hadapi sampai akhirnya kiprahnya di dunia musik diakui.

KLIK - Detail Suatu hari di tahun 1999, aku dan Dhani belanja di Mal Pondok Indah. Saat aku membayar belanjaan di kasir, kulihat Dhani didatangi seorang perempuan. Kupikir, Dhani didatangi fansnya. Selesai membayar, aku menghampiri Dhani dan perempuan itu. "Kenalin, ini Pinkan, seorang penyanyi," ujar Dhani.

Pinkan minta Dhani menjadi produsernya. Bahkan, Pinkan nyaris nekat menyanyi di depan umum supaya Dhani bisa mendengar suaranya. Dhani mengatakan pada Pinkan untuk melanjutkan pembicaraan lewat telepon saja. Sebenarnya, sih, Dhani enggak mau menjadi produsernya.

Tak lama setelah pertemuan itu, Pinkan menelepon Dhani ke rumah. Namun, Dhani enggak mau menjawab. Dia minta aku yang menerima teleponnya. Kukatakan pada Pinkan, Dhani enggak bisa memproduseri dirinya. Aku menawarkan padanya untuk ikut audisi proyek duo yang kubikin. "Kalau mau ikut datang saja ke rumah," ujarku.

SUKA SUARA UNIK
Beberapa hari kemudian, Pinkan benar-benar datang ke rumah dan langsung aku audisi sendiri. Ketika mendengar suaranya yang unik, aku langsung jatuh cinta. Aku sudah punya feeling, lagu-laguku akan jadi bagus kalau dianyanyikan Pinkan.

Sebelum memutuskan menggandeng Pinkan, aku terlebih dulu minta izin Dhani. Kupanggil Dhani untuk langsung mendengarkan vokal Pinkan yang unik. Tanpa pertimbangan apa pun, Dhani langsung suka. Setelah ketemu penyanyinya, aku mencari nama untuk duoku. Kira-kira apa ya?

Tadinya sempat terpikir mau pakai nama Dewi, karena nama band suamiku Dewa. Lantas terpikir nama Ratu. Ya, tampaknya cocok, Duo Ratu. Dhani langsung setuju. "Ya, itu bagus. Ratu saja namanya," begitu komentarnya. Akhirnya aku dan Pinkan resmi memakai nama Ratu.
Selanjutnya, aku mencipta banyak lagu untuk dimasukkan ke dalam album perdana kami.

Sebelum masuk dapur rekaman, aku mengajak Pinkan untuk mengisi waktu dengan menjadi backing vocal Dewa. Karena jadwal panggung Dewa sangat padat, proyek pengerjaan albumku malah tersendat. Tak terasa, sampai tiga tahun, aku dan Pinkan belum juga masuk dapur rekaman.

KLIK - Detail Setelah menunggu sekian lama, akhirnya aku bisa juga menyelesaikan album pertama di bawah perusahaan rekaman Sony Music Indonesia. Lagu yang berjudul Baik-Baik Saja dan Jangan Bilang Siapa-siapa, tak disangka menjadi hits. Jadilah, Ratu dikenal masyarakat luas. Jadwal panggung kami semakin padat, tidak hanya di Jakarta tapi juga ke beberapa kota. Bahkan permintaan untuk mengisi acara di televisi pun membanjir.

CARI PENGGANTI PINKAN
Sayangnya, setelah sekian lama kami bersama dan mempertahankan kesuksesan, ternyata antara aku dan Pinkan muncul konflik. Sebetulnya aku tidak bertengkar dengannya secara personal. Intinya, aku ingin bekerja sama dalam sebuah teamwork, tapi Pinkan tak seperti yang kuharapkan. Sebagai duo, kami lama-lama sudah enggak kompak lagi. Hal itulah yang kadang-kadang bikin pekerjaan manajemen jadi berantakan.

Aku dan Pinkan tidak ada lagi kesamaan pandangan tentang berbagai hal. Akhirnya kami sepakat untuk berpisah bulan Oktober 2004. Saat berpisah, manajemen Ratu mengadakan konferensi pers di sebuah kafe yang dihadiri oleh kami berdua, lengkap dengan surat pengunduran diri Pinkan.

Sebulan setelah berpisah dengan Pinkan, suamiku meminta mantan manajer Dewa untuk mencarikan penyanyi perempuan di Bandung. Setelah menunggu beberapa waktu, aku mendapat beberapa file, termasuk foto-foto untuk calon pengganti Pinkan. Mereka cantik-cantik dan potensianl untuk jadi pengganti Pinkan. Kebanyakan dari mereka penyanyi-penyanyi band di kafe-kafe.

Saat memilih-milih file, aku melihat foto Mulan. Langsung saja aku merasa sreg. Dulu, namanya Wulan Sari. Aku minta pendapat Dhani tentang Wulan Sari ini. "Kalau kamu memang suka, kejar saja penyanyi itu sampai ketemu," kata Dhani.

Setelah mencari-cari informasi, aku mendapat kabar, di bulan November 2004, dia menyanyi di Kafe Barbados, Kemang, Jakarta Selatan, bersama band-nya, Dimensi. Kudatangi kafe itu untuk bertemu langsung dengan Wulan Sari. Pertama kali mendengar suaranya, aku langsung suka. Aku memintanya untuk datang ke rumahku untuk audisi.

Aku tetap minta pertimbangan Dhani. Akhirnya, kupanggil teman-teman Dhani yang semuanya laki-laki untuk menilai Wulan yang asli dari Bandung. Ternyata, mereka semua oke. Aku pun memutuskan untuk berpartner dengan Wulan.

Akan tetapi, aku harus menunggu kontrak Wulan dengan band Dimensi habis dulu. Aku enggak mau mengobrak-abrik kontraknya. Biar bagaimana pun aku harus menghormati Wulan yang masih bekerja untuk Dimensi. Aku enggak mau, membajak Wulan.




PERCAYA ENERGI NAMA
Selama sebulan, aku secara intensif mengamati Wulan, sebelum dia benar-benar bergabung dengan Ratu. Aku sudah benar-benar yakin, Wulan akan jadi partner-ku. Mencari parner kerja, kan, sama seperti mencari jodoh atau suami. Harus benar-benar yakin dan hati-hati. Nah, setelah yakin, bulan Januari 2005, aku dan Wulan mulai meneken kontrak berdua. Kenapa manajemen Ratu bikin kontrak? Ya, supaya anggota Ratu enggak bisa bersikap seenaknya.

KLIK - Detail Setelah Wulan benar-benar jadi bagian dari Ratu, aku bertanya pada seorang habib yang dekat dengan keluargaku mengenai partner baruku. Habib bilang, energiku dengan energi Wulan enggak bagus untuk disatukan. Wah, aku sedih banget. Namun, habib memberi jalan keluar. Ia mengatakan,salah satu caranya agar energi kami bisa baik, nama Wulan harus diganti. Aku mengusulkan nama Mulan. Habib setuju. Yang lebih menggembirakan, Wulan pun tak keberatan.

Aku bertanya pada habib karena aku sangat percaya pada energi nama. Aku percaya, sebuah nama juga sangat memengaruhi kesuksesan Ratu. Bagiku, sebuah nama adalah sebuah doa, dan doa adalah energi. Jadi, setiap nama akan membawa energinya masing-masing. Setelah banyak bertanya pada habib dan mengetahui tentang ilmu energi itu, ternyata namaku dan Pinkan, kalau disatukan memang enggak bagus.

Terbukti setelah partnerku berganti nama menjadi Mulan, Ratu benar-benar menanjak. Penjualan album kedua, Ratu and Friend, dengan single Teman Tapi Mesra (TTM) disukai masyarakat. Mulai anak-anak hingga manula pun menyukai lagu TTM. Sungguh luar biasa, TTM berhasil mendapat dua platinum.

Album kedua ini aku sengaja enggak mengeluarkan album full, melainkan kompilasi dengan penyanyi-penyanyi lain. Bisa disebut album ini sebagai sebagai pre-album. Kenapa demikian? Aku pusing karena banyak orang masih membanding-bandingkan Mulan dan Pinkan. Ini semua karena setiap manggung, kami masih membawakan lagu-lagu Ratu waktu masih dengan Pinkan.

Banyak orang masih menganggap suara Pinkan lebih bagus dari Mulan. Aku pikir, enggak bisa begitu terus. Kasihan Mulan, harus menanggung beban besar dan harus keluar dari bayang-bayang Pinkan. Padahal dia sudah berusaha maksimal untuk membuat Ratu kembali naik.
Akhirnya kuputuskan untuk membuat single saja dulu. Aku yakin, ketika Mulan sudah menyanyikan singel-nya, otomatis nanti orang akan berujar, "Oh Mulan ternyata bagus."
KLIK - Detail
Ternyata benar saja, setelah TTM keluar, orang sudah mulai lupa dengan Ratu periode yang lalu. Padahal lagu-lagu yang kuciptakan masih seperti album pertama, yang terdengar agak-agak nakal.

DILIHAT SEBELAH MATA
Nama Ratu memang sedang meroket. Tapi sayang, sampai saat ini kayaknya bakat dan talentaku sebagai pemusik dan arranger musik Ratu, masih dilihat sebelah mata oleh orang banyak. Aku masih suka dengar bahwa lirik lagu dan musik Ratu diciptakan oleh Dhani. Aku seolah-olah masih selalu di bawah bayang-bayang Dhani. Padahal aku sudah kerja keras lo.
Nah, obsesi terbesarku adalah ingin menunjukkan pada orang banyak, bahwa aku yang membuat lirik, musik, dan aransemen lagu untuk Ratu. Jadi, bukan Dhani seperti sangkaan orang selama ini. Aku akan berusaha keras untuk menunjukannya.

Kini, aku sedang mempersiapkan album baru Ratu. Di album kedua ini, aku akan mencampurkan berbagai unsur musik. Tidak hanya pop, tapi juga lebih ke rock. Semua ini kulakukan supaya penonton Ratu enggak hanya yang di kafe, tapi juga penonton di stadion juga bisa menikmati musik Ratu.

Begitulah, aku paham sungguh, Tuhan saat ini sedang memberi aku kelebihan rezeki. Lagu-laguku disukai masyarakat. Betapa bahagianya bila mereka memberi pengakuan padaku sebagai musisi yang tidak dibayang-bayangi nama besar Dhani. Kalau semua sudah kurengkuh, barangkali aku akan memutuskan untuk pensiun dari dunia musik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar