Jumat, 16 Juli 2010

Curhat Maia Jelang Tengah Malam


Jakarta Maia Estianty membeberkan kronologi peristiwa mengapa ia sampai menjemput paksa anak-anaknya di lokasi syuting. Maia yang ditemui 2 infotainment dan wartawan detikhot di teras rumah sekaligus studio kontrakannya, Jl. Metro Alam V, No. 24 Pondok Indah, mencurahkan segala kekesalannya. Maia bersedia ditemui menjelang tengah malam tepatnya pukul 23.30 WIB. Saat itu Maia yang mengenakan pakaian ala Jepang, baru saja pulang mengisi acara Japan Night di sebuah studio di kawasan Pancoran untuk sebuah TV swasta. Bagaimana kronologis Mba Maia datang menjemput anak-anak di Studio Alam, Depok?Kejadian ini awalnya terjadi mulai hari Kamis, waktu pas bapak diusir. Sebenarnya aku sudah minta baik-baik sama Mas Dhani, jadwal sinetron yang diperankan sama anak-anak. Maksudnya biar aku tahu jadwal mereka syuting dan di mana. Padahal aku udah ngerencanain hari Sabtu ini mau ngajarin anak-anak belajar. Dan aku minta telepon orang sinetron, sama Mas Dhani tapi tidak digubris, jawabannya nggak tahulah, nggak tahulah. Akhirnya aku ngerasa dia sudah menyepelekan aku. Aku telepon aja Ibu Giwo, aku loud speaker sambil ngomong kencang-kencang, maksudnya biar Mas Dhani tahu. Itu sambil adu argumen, alot banget. Akhirnya setelah aku telepon KPAI, Mas Dhani setuju untuk mengubah jadwal syuting anak-anak. Tapi yang bikin aku kaget, pagi-pagi anak-anak sudah pergi (Sabtu, 17 November 2007-red). Aku juga tahu gara-gara dibangunin sama ayah. Masalahnya Al, aku dan ayah itu tidur bareng. Dan Mas Dhani juga tahu Dul habis sakit, semalam habis dibawa (Dul dilarikan ke UGD RS Pondok Indah-red). Tapi kok sekarang malah diajak syuting. Akhirnya aku langsung tanya ke Mas Dhani, jawabannya tetap menghindar, malah dia menantang lapor aja KPAI, laporlah polisi. Aku masih sabar. Pas anak-anak sudah pergi, aku SMS ke adiknya Mas Dhani yang namanya Dian. Tapi tetap nggak digubris. Nggak kehilangan akal aku telepon aja anakku (Al-red), diterima, aku langsung nanya, sutradaranya siapa, bunda mau ngobrol dong, dikasihlah telepon Al ke sutradaranya.

Rupanya pas aku datang, aku malah dihadang sama orang yang berpakaian preman yang mengaku petugas keamanan. Sebelumnya aku sudah minta alamat kantor dia, biar aku bikinin surat resmi untuk konfirmasi syuting, tapi tetap tidak ada tanggapan yang baik. Habis itu aku langsung SMS pakai bahasa yang baik, aku telepon, aku miskol-miskol nomor si Dian, tapi nggak juga dijawab. Ini kan kurang ajar namanya, pasti ada unsur kesengajaan. (Maia bertutur dengan berapi-api, seperti emosi-red) Aku telepon lagi, Dadang, pimpronya, tapi nggak dijawab juga. Untungnya anakku sudah bilang lokasi syutingnya di daerah Depok. Aku coba telepon Mas Dhani, malah jawabannya apa, dia malah nantangin aku untuk lapor polisi, dan menantang aku suruh lapor KPAI. Saya makin merasa terlecehkan sebagai ibu karena aku sayang sama anak-anakku, aku concern terhadap mereka, kesehatan dan pendidikan mereka. (Setelah tahu lokasi syuting anaknya, Maia meluncur ke Studio Alam, Depok. Di sana ia ternyata dihadang oleh seorang yang mengaku sebagai petugas keamanan). Pas masuk dihadang sama satpam aku tanya siapa yang menyuruh dan berani menghadang aku, satpam bilang ini manajer yang menyuruh. Pas aku tahu kelalaian dia tidak menggunakan seragam, aku tanya apa hak kamu nahan-nahan aku, aku ini ibunya anak-anakku, Anda juga tidak berpakaian, kalau memang harus ditahan mana bukti suratnya. Setelah aku tanya begitu hansip itu kabur. Hansip itu datang lagi (dan bilang-red) oke saya mau bicara tapi nggak ada teman-teman infotainment. Dia (hansip-red) ditemanin Dian dan manajer. Dian juga bilang, kalau ada infotainment saya mundur nggak mau bicara dan manajer tersebut juga angkat tangan lebih memilih mundur. Akhirnya udah nggak ada yang berani ngomong, akhirnya aku panggil anak-anakku Al, El dan Dul, ayo pulang. Akhirnya mereka semua pulang. (Saat kejadian di atas terjadi, beberapa infotainment dan media cetak ikut menyaksikan. Pada Maia pun sempat terlontar beberapa pertanyaan, salah satunya tidakkah ia takut dituntut karena menghentikan syuting. Kejadian itu dan jawaban Maia atas pertanyaan itu dituturkan kembali olehnya) Lho kenapa harus takut. Silahkan tuntut saya perdata, saya akan tuntut secara pidana karena mengeksploitasi anak di bawah umur. Curhat Maia masih berlanjut. Ia kemudian menuturkan perasaannya dan harapannya pada anak-anaknya.


Bagaimana perasaannya saat itu, setelah membawa pulang anak-anak? Saya jengkel, juga sedih lihat anak-anak yang lagi sakit disuruh syuting sampai malam. Anak kecil lagi. Saya aja yang dewasa kalau syuting sampai larut malam, masih bisa sakit. Sudah ngomong sama Mas Dhani baik-baik?Sudah. Tapi malah Mas Dhani bilang lapor aja polisi, lapor aja KPAI dan ada tambahannya, lapor aja bapakmu. (Maia menjawab dengan emosi dan menirukan gaya bicara Dhani yang ke-Surabaya-an) Saya merasa harga diri saya diinjak-injak dan dilecehkan. Aku sepertinya dilihat di mata Mas Dhani kayak makhluk yang kayak apa gitu. Maunya yang setiap kali ketemu harus dimarah-marahin terus. Ada pesan untuk anak-anak?Walaupun nantinya pilihan terbaik adalah pisah, aku berpesan pada anak-anak, jangan takut, ayahmu pasti sayang sama kamu, bunda juga sayang sama kamu. Sudah merasa seperti single parent? Setahun ini aku sudah ngerasa jadi single parent. Karena aku sudah menafkahi lahir dan batinku sendiri, jadi insya Allah udah klop. Sebenarnya kenapa anak-anak dijemput paksa? Apa karena nggak boleh berkarir di dunia hiburan?Nggaklah, untuk karir anak-anak itu sendiri terserah mereka. Yang penting jadilah yang terbaik, karena bunda akan selalu mendukung kalian. Setelah menyatakan akan memberi dukungan pada anak-anaknya, Maia menyudahi wawancara. Ia berharap segera mendapat penyelesaian terbaik untuk permasalahan yang tengah membelitnya.

3 komentar:

  1. Bunda Maia...sabar yaaa
    You're always be my inspire woman..bersyukurlah dengan apa yang bunda miliki sekarang

    BalasHapus
  2. SELAMAT ANDA MENDAPATKAN UNDANGAN RESMI DARI SUMOQQ.ORG Kunjungi skrg Live Chat nya u/Info lbh Lanjut,Dan Dapatkan Jutaan Rupiah Dengan Cuma-Cuma BBM : D8ACD825

    BalasHapus