Jumat, 24 September 2010

Mey Chan: Aku Sangat Tidak Takut Miskin

“Kata orang karakter vokalku unik,” ujar Mey Chan. Karakter vokal Mey Chan sengau dan seperti anak kecil, itulah sebabnya Maia Estianty memilih Mey Chan sebagai teman duetnya.

Awalnya Mey Chan tak sengaja ikut audisi Maia. Suatu hari di tahun 2007, ia melihat sebuah message di internet yang dikirim oleh salah seorang sepupu Maia. Isi pesannya, Ratu sedang mencari seorang penyanyi. Sontak Mey Chan yang punya cita-cita jadi penyanyi pun langsung merespon pesan tersebut. Ia mengirim demo lagu dan mengikuti tahapan audisi. Setelah melewati rangkaian audisi yang ketat, terpilihlah ia sebagai teman duet Maia.

Karakter vokal Mey Chan memang tak jauh beda dengan mantan partner Maia sebelumnya, Pinkan Mambo dan Mulan Jameela. “Aku tahu, Bunda Maia senang dengan karakter vokal seperti itu,” kata pemilik nama lengkap Dita Anggraeni. Meski tahu karakter suara seperti apa yang disukai Maia, Mey Chan sama sekali tak menyangka dirinya bakal menjadi orang yang dipilih Maia sebagai teman duetnya. Bahkan ia merasa ngeri dipilih Maia.

Bergabung di Duo Maia merupakan anugerah buat Mey Chan. Walau nama Mey Chan tak diikutsertakan dalam nama kelompok duetnya, Duo Maia, itu sama sekali tak menjadi persoalan. Ia juga tak menganggap dirinya dinomorduakan oleh Maia. “Selama ini Bunda pun nggak pernah menomorduakanku. Kami selalu solid.” Bagi Mey Chan, Duo Maia itu Mey Chan dan Maia, tak bisa dipisahkan.

Kedekatan Mey Chan dengan Maia tidak sekadar rekan kerja. Mereka sudah seperti ibu dan anak. Mey Chan pun menyapa Maia dengan sebutan Bunda. “Bunda bilang ke orangtuaku kalau dia yang akan menjadi orangtuaku di Jakarta,” cerita cewek yang piawai bermain beberapa alat musik, seperti keyboard, gitar, dan juga drum ini.

Keluarga Musisi
Mey Chan lahir dari keluarga musisi. Papanya punya hobi nge-band, Mama dan kakaknya mahir bernyanyi. Namun musik hanya menjadi hobi bagi mereka, tak lebih dari itu. “Papa sesekali masih nge-band di acara gathering. Dia biasa pegang keyboard atau gitar,” jelas putri pasangan Tjipto Yuwono dan Emmy Agustin.

Darah seni orangtua rupanya mengalir ke dalam diri Mey Chan. Untunglah orangtua Mey Chan yang juga memiliki hobi musik bisa memahami keinginan anaknya. Mereka mendukung Mey Chan untuk total terjun ke dunia musik. “Orangtuaku suka musik. Jadi ketika tahu anaknya menyukai musik melebihi orang normal, mereka tahu rasanya seperti apa.”

Begitu menginjak kelas 2 SMP, Mey Chan punya grup band. “Waktu itu sih aku masih pegang alat, belum nyanyi,” ucap cewek kelahiran Malang, 14 Mei 1986. Bersama grup band-nya ia sering manggung sana sini. Sejak itu pula, ia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. “Karena sering manggung, aku sudah nggak lagi menerima uang saku dari orangtua dan jadi terbiasa jauh dari orangtua,” kata anak kedua dari dua bersaudara ini.

Suatu hari, saat Mey Chan duduk di bangku SMA, ia mendatangi sebuah klub. Ia melihat seorang penyanyi yang sedang menyanyi. “Di situlah muncul ketertarikan dalam diriku untuk menjadi seorang penyanyi. Aku punya obsesi untuk menyanyi di klub itu,” tutur pemain film XXL-Double Extra Large.

Damai Sejahtera
Mimpi menjadi penyanyi kini terwujud sudah. Pastilah itu semua tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Sadar akan peran Tuhan yang begitu luar biasa, Mey Chan selalu berupaya menjaga kehidupan rohaninya dengan baik. “Orang mengenal aku sebagai artis dengan segala macam life style-nya.

Padahal aku itu orangnya sangat balance tentang agama. Aku sangat menyayangi Tuhanku,” katanya tanpa bermaksud menyombongkan diri.

Walau mengaku dekat dengan Tuhan, Mey Chan tak berani meminta hal duniawi kepada Tuhan. “Aku adalah seseorang yang nggak bisa minta sesuatu yang duniawi, seperti rejeki atau karier.” Biasanya yang Mey Chan minta sama Tuhan adalah perbaikan diri. “Aku minta kesabaran. Dan kalau ada yang jahat sama aku, aku minta Tuhan maafin dia. Karena dia nggak tahu yang dia perbuat,” ujar cewek yang mengaku tak pernah pasang tarif saat manggung untuk pelayanan.

Uniknya lagi, di saat Mey Chan memiliki masalah, ia tak bisa curhat dengan Tuhan. Yang ada ia malah menangis karena merasakan damai sejahtera yang sudah Tuhan berikan. “Damai sejahtera yang kurasakan membuatku tak bisa berucap. Buatku itu lebih dari segalanya.”

Damai sejahtera merupakan hal yang paling utama bagi Mey Chan. Asalkan damai sejahtera selalu hadir dalam dirinya, ia tak gentar menghadapi masa depan. Bahkan ia sama sekali tak takut bila suatu saat nanti menjadi miskin. “Aku sangat tidak takut miskin. Damai sejahtera nomor satu buatku. Kalau hal duniawi nomor seribulah,” ucapnya tegas.

Bagi Mey Chan memulai dan menutup hari dengan baik disertai iman, bisa memberinya ketenangan dan kebahagiaan yang luar biasa.“Aku nggak mau cari yang lebih dari itu. Bagiku, keartisan, obsesi, rejeki, dan lainnya sudah diatur Tuhan,” kata jemaat GTI Balai Sarbini, Jakarta Selatan ini dengan tenang.

Harus Punya Iman
Mey Chan berupaya menjaga keseimbangan rohaninya dengan membaca Alkitab dan berdoa secara rutin. Ia suka membaca Alkitab dan mempelajarinya dengan ketenangan hati. Ia berusaha untuk melakukan firman Tuhan, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Firman itu menjadi salah satu pegangan hidupnya. “Tidak usah mencari sesuatu yang duniawi, ulik terus saja Alkitab. Tidak minta pun, itu akan datang sendiri. Dan kalau Tuhan berikan itu, kita ngerasa biasa saja, nggak sombong.”

Untuk kegiatan doa, Mey Chan biasa melakukannya saat pagi dan malam hari. “Sebelum tidur, penting untuk berdoa. Karena saat aku sudah capek, aku menceritakan kegiatanku seharian sama Tuhan dan itu indah.”

Bila aktivitas doa jarang dilakukan, Mey Chan merasakan sesuatu yang tidak mengenakkan di dalam dirinya. “Rasanya tidak ada ketenangan, mudah temperamen. Jadi aku usahain kalau bisa menghidupkan Roh Kudus dalam diriku. Kalau sudah begitu, aku bisa ngerasain hidup yang super tenang.”

Dengan menjaga keseimbangan rohani, Mey Chan tak gentar menghadapi kehidupan keartisan yang dikenal bebas. “Buatku nggak perlu membentengi diri. Kuncinya ya aku harus punya iman. Dengan iman nggak akan terseret meski melihat sesuatu yang gemerlap,” ungkap cewek yang mengaku tak pernah mengikuti gaya hidup selebritis yang akrab dengan kebebasan.

Kelahiran: Malang, 14 Mei 1986
Anak ke/bersaudara:
2 dari 2
Hobby:
Musik
Tokoh Idola:
Pink, Avril, Gwen, Coldplay
Buku Fave:
Alkitab dan buku-buku filsafat
Pakaian Fave:
Harajuku lovers
Jenis Musik Fave:
Rock, jazz, dance
Lagu Fave:
Duncan Sheik- im on high

Tidak ada komentar:

Posting Komentar